KodeICD 10: Deskripsi: Kasus Baru menurut Jenis Kelamin LK: Kasus Baru menurut Jenis Kelamin PR: Jumlah Kasus Baru(4+5) Jumlah Kunjungan: 1: H 52: Gangguan refraksi dan akomodasi: 75: 63: 138: 269: 2: H 25 - H 28: Katarak dan gangguan lain lensa: 75: 53: 128: 209: 3: R 50: Demam yang sebabnya tak diketahui: 62: 59: 121: 179: 4: M 54.5: Nyeri punggung bawah: 26: 64: 90: 464: 5: G 81 - G 83
Sedangkanuntuk kode ICD 10 atau kode BPJS Kesehatan dari penyakit pneumonia itu sendiri yaitu pneumonia J 12 - J 18 dan kode ini sudah ada serta masuk di dalam KODE DIAGNOSA BPJS KESEHATAN dengan berbagai macam penyakit lainnya. Kode tersebut akan berbeda dengan kode penyakit lainnya, bahkan pneumonia letak berbeda juga akan memiliki kode yang berbeda juga.
I256 - Iskemia miokard senyap (Silent myocardial ischaemia) I25.8 - Bentuk lain dari penyakit jantung iskemik kronis (Other forms of chronic ischaemic heart disease) I25.9 - Penyakit jantung iskemik kronis , tidak spesifik (Chronic ischaemic heart disease, unspecified) Baca juga : Kode ICD 10 Batu ginjal.
Untukkode ICD X Sirosis Hepatis atau hati adalah K47.6. Ada beberapa koding icd X lainnya yang bisa anda liaht berikut ini:
KodeICD 10 Diagnosa Bahasa Indonesia; Heart failure: I50: Gagal jantung: Left ventricular failure, unspecified: I50.1: Gagal ventrikel kiri, tidak spesifik: Systolic (congestive) heart failure: I50.2: Gagal jantung kongestif sistolik: Unspecified systolic (congestive) heart failure: I50.20: Gagal jantung kongestif sistolik tidak spesifik
KodeICD-10-CM yang disebutkan dalam dokumen ini dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang koding untuk kunjungan-kunjungan terkait coronavirus. Kode-kode lain untuk kondisi-kondisi yang tidak terkait coronavirus mungkin diperlukan untuk mengkode secara utuh skenario ini sesuai dengan pedoman dalam the ICD-10-CM Official Guidelines for Coding and Reporting. Tanda strip (hyphen) digunakan diakhir kode untuk menunjukkan
UHvX. Kode ICD Dispnoe Dyspnoe Sesak Nafas Dyspnoe kondisi yang bersifat subjektif berupa kesulitan / sesak / tidak enak / tidak nyaman saat bernafas. Dyspnoe merupakan kode gejala penyakit pernafasan yang masuk dalam kelompok Symptoms and signs involving the circulatory and respiratory systems R00-R09. Kode ICD Dispnoe Dyspnoe Sesak Nafas Kode ICD R06 R06 Abnormalities of breathing Exclude respiratory arrest distress syndrome of adult J80 in newborn failure failure of newborn Dyspnoea Orthopnoea Shortness of breath Exclude transient tachypnoea of newborn Stridor Exclude congenital laryngeal stridor laryngismus stridulus Wheezing Periodic breathing Cheyne-Stokes breathing Hyperventilation Exclude psychogenic hyperventilation Mouth breathing Snoring Exclude dry mouth NOS Hiccough Exclude psychogenic hiccough Sneezing Other and unspecified abnormalities of breathing Apnoea NOSBreath-holding spellsChoking sensation Sighing Exclude apnoea of newborn sleep sleep newborn primary
Kode ICD 10 Asma – Seperti sudah Anda ketahui sendiri, jika setiap penyakit akan memiliki kode ICD 10 atau KODE DIAGNOSA BPJS berbeda satu sama lain. Antara penyakit A dan B akan memiliki kode hanya setiap jenis penyakit saja yang berbeda. Antara satu jenis penyakit yang sama, namun posisi atau letaknya berbeda itu sendiri juga akan memiliki kode ICD 10 lain Itu Asma?Kode ICD 10 AsmaPenyebab AsmaGejala AsmaPengobatan AsmaPencegahan AsmaNah, pada kesempatan kali ini sendiri akan menyampaikan informasi salah satu kode ICD 10 atau kode BPJS penyakit asma. Mungkin di Indonesia penyakit ini cukup banyak dari para penderita atau justru Anda belum mengetahui kode ICD 10 nya. Dengan begitu untuk lebih tahu akan kode ICD itu sendiri, berikut akan disampaikan secara lengkap pada pembahasan Anda yang penasaran kode ICD 10 nya? Berikut akan disampaikan secara lengkap kode ICD 10 dengan beberapa info penting lainnya seputar penyakit asma. Jadi simak sampai selesai pembahasan Itu Asma?Sebelum berlanjut ke pembahasan mengenai kode ICD 10 atau kode BPJS dari penyakit asma itu sendiri. Anda wajib tahu apa pengertian dari asma itu asma merupakan salah satu jenis penyakit yang ditandai dengan penyempitan dan peradangan saluran pernapasan yang mengakibatkan penderita akan mengalami sesak mana faktor risiko asma sendiri yaitu adanya bakteri yang berasal dari debu dan dapat menjadi pemicu utama faktor risiko dari asma. Bakteri itu sendiri bernama bakteri ini pada umumnya berada pada perkakas rumah. Terutama bakteri ini kerap berada di kamar tidur, bukan tidak mungkin juga di ruangan lain atau tempat sudah tahu mengenai pengertian apa itu penyakit asma, maka berlanjut ke pembahasan mengenai kode ICD atau kode BPJS nya. Berikut kode ICD dari penyakit untuk asma akibat kerja sendiri memiliki kode ICD J45. Sedangkan untuk kode ICD asma bronciale AB memiliki kode Sama-sama asma namun memiliki kode ICD AsmaLalu apa penyebab asma itu sendiri? Ya, asma sendiri bisa disebabkan oleh debu, asap rokok, bulu binatang, aktivitas fisik, udara dingin, infeksi virus atau bahkan terpapar adanya zat sampai saat ini, penyebab dari asma sendiri belum diketahui secara pasti. Namun, banyak para ahli dokter yang menafsirkan jika asma terjadi akibat beberapa penyebab mana nantinya para pengidap asma akan memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif. Hal itu dikarenakan, paru-paru yang terkena iritasi dari pemicu asma, maka otot saluran pernapasan akan kaku dan AsmaSedangkan untuk beberapa gejala asma yang umum dirasakan oleh penderita cukup beragam. Seperti misalnya, akan muncul rasa nyeri di area dada, batuk-batuk sampai ini, hampir terjadi pada semua penderita dan tidak mengenal usia. Karena gejala yang dialami bisa muncul dari anak-anak hingga orang tua/ penderita kanak-kanak, gejala asma nantinya bisa hilang dengan sendiri dengan bertambahnya usia. Namun, gejala asma ini, bisa saja akan menyerang kembali di masa atau waktu AsmaJika sudah merasakan gejala seperti di atas, kemudian di periksa ke dokter. Biasanya dokter akan mendiagnosis penyakit terlebih dahulu sebelum memulai penyakit asma itu sendiri yaitu, melakukan pemeriksaan atau tes seperti menyuntikkan beberapa alergen dan mengukur ukuran benjolan merah yang ditimbulkan setelah 20 itu, dokter juga biasanya akan melakukan tes darah IgE atau sIgE. Jika sudah melakukan pendiagnosisan asma tersebut dokter akan mulai melakukan tindakan dalam pengobatan asma sendiri ada dua hal yakni meredakan gejala dan mencegah gejala kambuh. Dengan begitu, penting untuk menjalani pengobatan ke dokter sehingga diberikan obat yang pengidap asma juga harus menghindari dari faktor yang dapat menjadi pemicu asma kambuh. Seperti misalnya dokter akan merekomendasikan inhaler sebagai pengobatan saat gejala asma muncul jika sampai kedua pengobatan di atas masih saja tidak ada perbedaan atau justru lebih parah. Maka penderita bisa langsung untuk di bawa ke rumah sakit untuk segara di AsmaJika sudah tahu pengertian, kode ICD 10, penyebab, gejala dan pengobatan dari asma. Anda juga perlu tahu hal atau faktor pencegahan agar terhindarkan dari penyakit yang bisa membahayakan nyawa ini sendiri. Berikut beberapa pencegahannyaBagi penderita, bisa konsumsi obat-obatan asma yang telah dianjurkan anjuran rencana penanganan dari dan hindari pemicu kondisi saluran napas dengan pemeriksaan dan konsultasi dengan memberikan pengobatan yang tepat seperti kenali penyebab yang terakhir, tentu saja selalu jalankan dan mengatur pola hidup kiranya itu saja yang bisa sampaikan mengenai kode ICD 10 atau kode BPJS dari penyakit asma. Semoga adanya kode ICD 10 di atas, bisa berguna bagi yang membutuhkan atau hanya ingin tahu kode ICD 10 nya.
Sesak Napas DispneaBeberapa orang menggambarkan sesak napas sebagai sensasi yang membuat tubuh seakan membutuhkan udara lebih banyak. Kondisi ini perlu ditangani dengan tepat untuk mencegah timbulnya komplikasi serius. Apa itu sesak napas? Sesak napas atau yang dalam istilah medis disebut dispnea dyspnea adalah suatu kondisi saat seseorang mengalami kesulitan bernapas. Kondisi ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan bahkan terasa menyakitkan bagi sebagian orang. Pada umumnya, kesulitan bernapas menandakan suatu penyakit atau gangguan kesehatan. Selain itu, ada juga aktivitas dan situasi tertentu yang dapat menyebabkan dispnea, seperti olahraga terlalu berat, berada di ketinggian, atau serangan panik. Jika Anda mengalami kesulitan bernapas, terlebih bila kondisi tersebut datang secara tiba-tiba dan parah, segera periksakan diri ke dokter. Tanda dan gejala sesak napas Salah satu ciri khas dari sesak napas yang dialami oleh banyak orang adalah kesulitan untuk bernapas normal, seakan-akan tubuh Anda kekurangan udara. Beberapa tanda dan gejala umum sesak napas yaitu napas pendek, napas cepat dan dangkal tidak bisa menarik napas dalam-dalam, menarik napas terasa lebih berat dan butuh tenaga lebih, napas melambat, dan rasa tidak nyaman atau bahkan nyeri. Sementara itu, gejala-gejala yang lebih parah meliputi rasa tertekan, berat, atau sesak pada dada, rasa lemas dan bahkan tercekik, serta tidak bisa bernapas sama sekali. Pastikan Anda segera mencari pertolongan medis saat diri sendiri atau orang lain mengalami tanda dan gejala darurat berikut. Suara napas terdengar lebih keras. Wajah terlihat kesakitan atau tertekan. Lubang hidung membesar. Bagian perut atau dada menonjol. Wajah terlihat pucat. Bibir terlihat membiru. Untuk mengetahui penyebab sesak napas, penting untuk mengetahui bahwa kondisi ini terbagi ke dalam dua jenis, yakni akut dan kronis. Dispnea akut terjadi secara mendadak dan dalam waktu singkat. Sementara itu, dispnea kronis umumnya terjadi dalam jangka waktu lama dan kemungkinan sering kambuh. Berikut ini penjelasan mengenai jenis-jenis sesak napas atau dispnea menurut penyebabnya. 1. Dispnea akut Beberapa penyakit atau kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan pengidapnya mengalami sesak napas mendadak dalam waktu singkat, di antaranya asma, pneumonia, serangan panik panic attack, kecemasan anxiety, aspirasi terdapat makanan atau zat lain yang masuk ke dalam paru, menghirup suatu zat yang terjebak dalam saluran pernapasan, reaksi alergi, penyakit refluks asam lambung GERD, trauma atau cedera dada, emboli paru penggumpalan darah pada paru, efusi pleura penumpukan cairan pada jaringan luar paru, dan pneumotoraks. 2. Dispnea kronis Sesak napas dapat memburuk dari waktu ke waktu. Ketika kondisinya makin parah, Anda bisa merasa kesulitan bernapas bahkan saat melakukan aktivitas yang tidak terlalu berat, seperti naik tangga. Beberapa penyakit dan kondisi kesehatan yang bisa menyebabkan dispnea kronis adalah sebagai berikut. Masalah jantung, seperti serangan jantung, gagal jantung kongestif, dan aritmia. Masalah paru, seperti penyakit paru obstruktif kronis PPOK, hipertensi paru, dan kanker paru. Obesitas atau kelebihan berat badan. Anemia kurangnya sel darah merah atau hemoglobin dalam darah. Penyakit kronis lainnya, seperti kanker dan gagal ginjal. Kesulitan bernapas juga bisa dipengaruhi oleh postur tubuh. Hal ini disebabkan karena postur tubuh tertentu, seperti membungkuk, bisa menghambat aliran udara ke paru-paru. Faktor risiko sesak napas Kesulitan bernapas merupakan gangguan kesehatan yang umum terjadi. Dikutip dari situs Cleveland Clinic, beberapa faktor dapat meningkatkan risikonya, seperti anemia, kecemasan, masalah jantung dan paru-paru, riwayat merokok, dan berat badan berlebih atau obesitas indeks massa tubuh lebih dari 30. Komplikasi sesak napas Kondisi kesulitan bernapas yang cukup parah dapat menyebabkan seseorang kekurangan oksigen dan bahkan kehilangan kesadaran. Pada kasus yang lebih parah, kekurangan oksigen jangka panjang bisa menyebabkan hipoksia kadar oksigen dalam tubuh rendah dan hipoksemia kadar oksigen dalam darah rendah. Jika tidak segera ditangani, kondisi tersebut berisiko mengakibatkan komplikasi kesehatan lain yang jauh lebih serius, seperti kerusakan otak dan gagal ginjal. Diagnosis sesak napas Kebanyakan pasien dengan kesulitan bernapas datang ke rumah sakit dalam kondisi gawat darurat. Dokter dan tim medis akan melakukan pemeriksaan fisik darurat, yakni dengan mengecek laju pernapasan, detak jantung, dan denyut nadi Anda. Saat kondisi Anda sudah lebih stabil, tim medis akan memberikan pertanyaan seputar riwayat kesehatan Anda. Ceritakan seberapa sering sesak napas muncul dan berapa lama durasinya. Dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan di bawah ini guna mengetahui seberapa baik fungsi paru-paru Anda. Tes pencitraan rontgen dada atau CT-scan dapat memberikan gambaran mengenai kondisi paru-paru Anda. Tes darah mengetahui ada-tidaknya infeksi atau masalah kesehatan lain, seperti anemia. Tes pernapasan mengukur seberapa baik fungsi paru-paru. Cardiopulmonary exercise test CPET pemeriksaan menggunakan treadmill atau sepeda statis untuk mengetahui kadar oksigen yang diserap dan karbon dioksida yang dikeluarkan paru-paru selama berolahraga. Pengobatan sesak napas Pengobatan dispnea akan bergantung pada kondisi yang menyebabkannya. Umumnya, pengobatan bertujuan agar Anda bisa kembali bernapas secara normal. Berikut ini beberapa cara mengatasi sesak napas yang biasanya dianjurkan dokter. 1. Obat-obatan Tidak semua pasien sesak napas diresepkan obat-obatan yang sama. Dokter akan meresepkan obat yang sesuai dengan penyebab utama Anda sulit bernapas. Jika masalah pernapasan diakibatkan oleh serangan asma atau PPOK, dokter akan meresepkan obat bronkodilator atau steroid. Obat-obatan tersebut berfungsi melebarkan saluran pernapasan dan mengurangi peradangan di dalamnya. Lain halnya bila dispnea disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti pneumonia. Dalam kondisi tersebut, dokter biasanya akan meresepkan obat antibiotik. 2. Prosedur operasi Dalam beberapa kasus, dispnea yang disebabkan oleh cedera dada atau pneumotoraks perlu ditangani dengan prosedur bedah atau operasi. Pada kasus pneumotoraks, tim medis akan memasang tabung di dalam dada untuk mengurangi tekanan akibat penumpukan udara dalam paru-paru. Jika kondisi sulit bernapas diakibatkan oleh penggumpalan darah dalam paru, tim medis akan melakukan operasi untuk membuang gumpalan darah berlebih. Selain itu, Anda mungkin juga akan diberikan obat pengencer darah melalui infus. Pencegahan sesak napas Apabila Anda sering mengalami sesak napas atau telah didiagnosis mengalami penyakit yang menyebabkan dispnea kronis, tidak perlu khawatir. Berbagai cara di bawah ini bisa membantu mencegah sesak napas kembali terjadi di lain waktu. Jangan merokok dan sebisa mungkin hindari paparan asap rokok. Menjauhi paparan polusi atau alergen zat pemicu reaksi alergi, yakni dengan memakai masker saat beraktivitas di luar ruangan. Usahakan untuk menghindari banyak aktivitas di tempat yang terlalu panas atau dingin yang dapat memicu dispnea. Rutin berolahraga dengan intensitas sedang setidaknya 30 menit setiap hari. Minum obat-obatan sesuai dengan arahan dokter untuk mengobati asma atau kondisi lain yang Anda alami. Mengelola stres dan beban pikiran dengan cara yang tepat. Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai kondisi ini, konsultasikanlah dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik atas masalah Anda. Kesimpulan Sesak napas atau dispnea adalah suatu kondisi saat seseorang kesulitan bernapas. Berdasarkan penyebabnya, sesak napas terbagi menjadi dua jenis, yakni dispnea akut dan dispnea kronis. Pengobatan bertujuan agar pasien bisa kembali bernapas secara normal, caranya bisa melibatkan pemberian obat hingga prosedur operasi. Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui perawatan yang tepat sesuai dengan kondisi yang Anda alami.
Kode ICD 10 Asma Bronkial – Dalam Dunia Medis terdapat istilah kode ICD 10 yang berguna untuk mendiagnosis suatu penyakit maupun gangguan kesehatan. Pada kode ICD 10 juga dijelaskan gejala, penyebab dan lain sebagainya dari penyakit itu, kode ICD 10 dari semua jenis penyakit di Dunia telah ditentukan oleh WHO World Health Organization. Dalam menentukan kode ICD 10, WHO mengacu pada buku bernama International Statistical Classification of Diseases and Related Health Itu Asma Bronkial ?Kode ICD 10 Asma BronkialPenyebab Asma BronkialGejala Penyakit Asma BronkialCara Mengobati Asma Bronkial1. Menjalani Pengobatan Jangka Pendek2. Menjalani Pengobatan Jangka PanjangDi Indonesia buku tersebut dikenal sebagai Klasifikasi Internasional Penyakit revisi ke-10 KIP/10 yang digunakan oleh BPJS Kesehatan dalam mendiagnosis suatu penyakit. Bicara mengenai kode ICD 10, pada ulasan kali ini kami punya informasi seputar kode ICD 10 untuk penyakit Asma hanya itu, kami juga bakal menjelaskan mengenai penyebab, gejala atau indikasi hingga cara mengobati penyakit Asma Bronkial. Maka dari itu, bagi kalian yang mungkin menjadi penderita Asma Bronkial, silahkan simak ulasan selengkapnya dibawah Itu Asma Bronkial ?Seperti biasa, sebelum masuk ke inti pembahasan terlebih dahulu kami ingin menjelaskan apa itu Asma Bronkial. Jadi, Asma Bronkial sendiri merupakan gangguan kesehatan berupa peradangan pada saluran udara bronkus. Peradangan itu mengakibatkan saluran pernapasan membengkak dan sangat itu, saluran pernapasan dari para penderita Asma Bronkial juga bakal menghasilkan lendir yang jauh lebih banyak dari biasanya. Hal tersebut juga yang semakin mempersempit saluran pernapasan sehingga penderita merasa sesak dasarnya, Asma Bronkial merupakan salah satu jenis Asma yang paling sering terjadi. Meski begitu, apabila penyakit ini tidak segera ditangani, pastinya bakal mempengaruhi aktivitas tan tidak menutup kemungkinan bisa mengakibatkan risiko berupa komplikasi penyakit hingga seperti kami singgung diatas bahwa semua penyakit di Dunia telah memiliki kode ICD 10 yang berlaku, tak terkecuali Asma Bronkial. Untuk kode ICD 10 dari penyakit ini berbeda dengan kode diagnosa Asma secara Bronkial memiliki kode ICD 10 Data tersebut wajib diketahui oleh kalian terutama yang berprofesi sebagai tenaga kerja medis dalam membuat laporan diagnosis, laporan pengobatan dan lain sebagainya. Satu lagi, kode ICD 10 untuk Asma Bronkial juga sudah diakui oleh WHO serta BPJS Kesehatan di Asma BronkialSementara itu sama hal nya dengan penyakit peradangan saluran pernapasan lainnya, Asma Bronkial juga mempunyai beberapa faktor yang kerap menjadi penyebab. Berikut adalah beberapa penyebab seseorang menderita Asma Bronkial, antara lain Merupakan perokok aktif maupun perokok pasifMengalami infeksi saluran pernapasan atas seperti pilek dan PneumoniaEfek Alergi terhadap sesuatu seperti makanan hingga hewan peliharaanTerpapar zat-zar kimia seperti polusi asap kendaraan, racun dan lain sebagainyaCuaca ekstrim disertai kondisi metabolisme tubuh sedang lemahEfek samping dari obat-obatan tertentu Aspirin, NSAID sert betab-blockerMengalami stres atau kecemasan berlebihanSebelumnya merupakan penderita penyakit Refluks Asam Lambung GERDGejala Penyakit Asma BronkialFaktor-faktor diatas ditengarai menjadi alasan utama seseorang menderita Asma Bronkial. Selain itu, penyakit Asma Bronkial juga bisa dilihat melalui gejala-gejala yang ditimbulkan, beberapa diantaranya sebagai berikut Batuk secara terus menerusMerasakan sesak di dadaBadan merasa lebih lemas dan kehilangan energi untuk melakukan aktivitasMenghela nafas lebih sering dari biasanyaMerasakan gelisahMaka dari itu, apabila kalian merasakan gejala-gejala seperti diatas, kami sarankan untuk segera berobat atau sekedar melakukan Konsultasi dengan Dokter Spesialis. Dengan begitu, jika ada indikasi penyakit Asma Bronkial bisa segera ditangani sebelum berkembang menjadi lebih Mengobati Asma BronkialSelain mempunyai kode ICD 10 yang berlaku, masing-masing penyakit di seluruh Dunia juga mempunyai cara pengobatan yang dianjurkan. Nah, untuk metode pengobatan Asma Bronkial sendiri bisa dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut 1. Menjalani Pengobatan Jangka PendekMetode ini digunakan untuk penderita Asma Bronkial yang belum terlalu parah. Pada metode ini Dokter bakal memberikan Obat-obatan yang berguna untuk meringankan penyakit tersebut. Biasanya pengobatan jangka pendek hanya berlangsung maksimal selama 2 minggu. Apabila dalam kurun waktu tersebut Asma Bronkial masih sering kambuh, maka segera lakukan Konsultasi ulang dengan Dokter Menjalani Pengobatan Jangka PanjangKemudian apabila Asma Bronkial yang diderita sudah akut atau sudah parah, maka disarankan untuk menjalani pengobatan jangka panjang. Disini Dokter yang menangani pasien bakal memberikan obat-obatan untuk jangka waktu 6 bulan, 1 tahun bahkan lebih. Selain itu biasanya Dokter juga memberikan alat berupa Inhaler. Cara ini dilakukan dengan tujuan meminimalisir tingkat kekambuhan dari penyakit Asma untuk pengobatan jangka pendek maupun jangka panjang, bagi kalian para penderita Asma Bronkial yang sudah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, tidak perlu keluar biaya untuk menjalani pengobatan. Sebab Asma Bronkial merupakan salah satu jenis penyakit yang ditanggung BPJS dia informasi dari tim mengenai kode ICD 10 untuk penyakit Asma Bronkial. Selain itu, diatas kami juga menjelaskan informasi seputar penyebab, gejala hingga metode yang disarankan untuk menangani Asma Bronkial. Satu lagi, jika penyakit sudah terlalu parah, mungkin tingkat kesembuhannya kecil. Meski begitu, metode diatas bisa dipakai untuk sekedar meminimalisir tingkat keparahan dari penyakit tersebut.
15 Desember 2018 Kedokteran Benda Asing Di Hidung PengertianKeluhanFaktor RisikoPemeriksaan Fisik Tanda patognomonisDiagnosis KlinisKomplikasiPenatalaksanaan Benda Asing Di HidungKonseling dan EdukasiPemeriksaan Penunjang LanjutanSarana PrasaranaPrognosisKode ICD X Pengertian Benda asing di hidung ialah benda yang berasal dari luar tubuh eksogen atau dari dalam tubuh endogen, yang dalam keadaan normal tidak ada dalam hidung. Benda asing di hidung biasanya merupakan benda asing eksogen. Kode ICD X Keluhan Hidung tersumbat yang terjadi dengan segera setelah memasukkan sesuatu ke dalam hidung. Faktor Risiko Faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing ke dalam hidung antara lain Faktor umur biasanya pada anak di bawah 12 tahun Kegagalan mekanisme proteksi yang normal keadaan tidur, kesadaran menurun, alkoholisme, epilepsi Faktor kejiwaan emosi, gangguan psikis Ukuran, bentuk, serta sifat benda asing Faktor kecerobohan meletakkan benda asing di hidung Pemeriksaan Fisik Tanda patognomonis Pada pemeriksaan rongga hidung dengan bantuan spekulum hidung dan lampu kepala, ditemukan adanya benda asing. Diagnosis Klinis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Komplikasi Benda asing dapat masuk ke laring dan saluran nafas bagian bawah, sehingga menyebabkan sesak napas dan keadaan yang lebih gawat hal ini dapat terjadi jika benda asing didorong ke arah nasofaring dengan maksud supaya masuk ke dalam mulut. Selain itu, benda asing di saluran napas bawah dapat menyebabkan berbagai penyakit paru, baik akut maupun kronis. Penatalaksanaan Benda Asing Di Hidung a. Edukasi untuk pencegahan Memperingatkan pasien biasanya anak-anak, agar tidak memasukkan sesuatu ke dalam hidung. b. Tindakan Keluarkan benda asing dari dalam hidung dengan memakai pengait hook tumpul yang dimasukkan ke dalam hidung di bagian atas, menyusuri atap kavum nasi sampai melewati benda asing. Lalu pengait diturunkan sedikit dan ditarik ke depan. Dengan cara ini benda asing akan ikut terbawa keluar. Dapat pula menggunakan cunam Nortman atau wire loop. c. Farmakoterapi Pemberian antibiotik sistemik selama 3-5 hari hanya diberikan bila terjadi laserasi mukosa hidung. Pemberian antibiotik sistemik selama 5-7 hari hanya diberikan pada kasus benda asing hidung yang telah menimbulkan infeksi hidung maupun sinus. Konseling dan Edukasi Kasus benda asing di hidung seringkali terjadi pada anak-anak, karena anakanak secara naluriah memasukkan segala sesuatu ke hidung maupun mulut. Maka orang tua perlu meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak, serta lebih berhati-hati jika meletakkan sesuatu agar tidak mudah dijangkau anak-anak. Pemeriksaan Penunjang Lanjutan Bila sudah terjadi infeksi sinus, perlu dilakukan pemeriksaan radiologi dengan foto sinus paranasal. Kriteria Rujukan Pengeluaran benda asing tidak berhasil karena perlekatan atau posisi benda asing sulit dilihat. Sarana Prasarana a. Spekulum hidung b. Lampu kepala c. Extractor d. Serumen hook Prognosis Prognosis adalah dubia ad bonam, tergantung ada/tidaknya komplikasi. Kode ICD X Kode ICD 10 Benda Asing di Hidung adalah Baca Juga Batu Ginjal About The Author dr. Agus Haryono
kode icd 10 sesak nafas